Tips Beasiswa LPDP - Step 2: Seleksi Substansi


Undangan seleksi substansi LPDP

Halo!

Kalau di post sebelumnya kita udah bahas tentang persiapan pendaftaran, maka di sini kita bahas seleksi substansi LPDP. Seleksi substansi terdiri dari 3 tes yaitu on-the-spot essay, leaderless group discussion, dan, yang paling bikin deg-degan, wawancara.

Sebelumnya saya ingatkan dulu, kalau kamu udah lulus seleksi administrasi, cek dan cek lagi jadwal kamu. Cek nomor kelompok, dan cek jam tes. Contohnya, saya tes di 2 hari yang berbeda, jadi saya catet di notebook, di notes HP, dan juga reminder di kalender HP dan kalender di kamar, biar ga kelewat. Dan jangan lupa siapkan semua dokumen, dari ijazah, transkrip, sertifikat IELTS, sampai surat rekomendasi. Jangan ada yg tertinggal!

Berikut adalah jadwal saya dulu. Oh ya, kalau kamu udah dinyatakan lolos seleksi administrasi, jadwal seleksi substansi akan diumumkan beberapa hari/minggu kemudian jadi sabar aja ya jangan recokin CSO kirim e-mail terus-terusan hehe. Sambil nunggu bisa cek kelengkapan dokumen dan bikin SKCK di Polres terdekat, karena akan diminta SKCK pada saat registrasi. Kalau dokumenmu lengkap dan kamu datang pagi, sehari jadi kok!

Jadwal wawancara, essay dan LGD. Jangan lupa di cek dan cek lagi!

Pertama-tama saya mau ingetin, jangan lupa sarapan! Saya waktu itu tes di STAN Bintaro, lumayan jauh dari rumah saya di Jakarta Timur jadi harus berangkat pagi. Saya bawa bekal roti isi selai cokelat 2 tangkap, susu kotak, dan air putih. Lumayan lah tahan sampai siang. Venue tesnya agak jauh dari tempat makan, jadi kalau kamu naik angkutan umum seperti saya lebih baik bawa makanan.

Oh ya, di sana panas banget dan nunggunya di luar, jadi bajunya menyesuaikan ya. Saya pakai celana bahan warna hitam, blus lengan pendek warna abu, dan blazer warna hitam. Jadi kalau panas blazernya dicopot, kalau di dalam ruangan (atau naik ojek dari stasiun kereta ke venue hehehe) dipakai.

Kalau universitas tujuanmu di luar negeri, maka seluruh proses seleksi substansi dilakukan menggunakan Bahasa Inggris, jadi persiapkan dengan baik! Inget-inget tes IELTS!


  1. ESSAY

Nah tes pertama saya waktu itu adalah essay on-the-spot. Untuk tes ini, soal-nya diambil dari excerpt berita -- ada 3 artikel dan kita diminta pilih salah satu untuk menjabarkannya lebih lanjut. Ini untuk menilai pengetahuan kita tentang isu-isu terkini dan kemampuan menulis kita. Untuk saya dulu (sebagai referensi, saya mengikuti seleksi substansi di bulan Februari tahun 2016), topiknya yaitu tentang tax amnesty, kantong plastik berbayar, dan...satu lagi lupa hahaha. Artikel ini diambil dari koran The Jakarta Post dan portal berita Viva. Ketiga topik ini lagi hot-hotnya dibahas di media waktu itu.

Jadi, kamu wajib baca berita setiap hari! Untuk saya, selain baca berita, saya juga baca bagian editorial/tajuk rencana untuk lebih mendalami isu dan melihat pandangan dari berbagai media untuk isu itu.

Saya sendiri waktu itu baca dan mencatat topik-topik yang lagi hot, dari tax amnesty, revisi UU terorisme, sampai female genital mutilation. Oh ya, jangan normatif, kamu harus menunjukkan pendapatmu juga terhadap isu itu. Contohnya, saya pilih tentang plastik berbayar (karena kebetulan pernah nulis juga pas masih jadi wartawan hehehehehe), saya tulis bahwa saya setuju kebijakan itu karena dapat mengurangi kebiasaan masyarakat dalam menggunakan plastik karena tidak ramah lingkungan.

Catatan di notebook mengenai isu-isu untuk LGD dan essay
  1. LGD

Yang kedua, leaderless group discussion. Di sini, kamu akan dikumpulkan di ruangan bersama belasan peserta lainnya untuk membahas suatu isu yang sudah ditentukan, dan diawasi dua psikolog yang akan muter-muter ruangan. Sebelum diskusi dimulai, kertas berisi artikel berita akan dibagikan dan peserta dipersilakan untuk membacanya. Ada kertas kosong yang disediakan untuk menuang ide-ide sebelum diskusi dimulai.

Waktu itu, kami diminta untuk membahas mengenai UU terorisme -- untungnya malam sebelum tes saya udah sempet baca-baca -- dan kami ceritanya roleplay sebagai staf ahli DPR. Jadi, pasal apa yang bisa kita tambahkan atau revisi, sesuai dengan perkembangan mutakhir.

Karena judulnya leaderless, maka jangan ada yang lebih dominan daripada yang lainnya. Dan semua harus mempunyai kesempatan untuk berbicara. Jangan karena pengen diliat pengawas jadi ngomong kebanyakan ya! Gapapa ngomong sekali-sekali, yang penting substantif dan solutif.

Saya sendiri pemalu dan ga biasa public speaking, jadi deg-degan banget. Untung dikasi kertas, jadi saya bisa tulis semua yang mau diomongin, karena kalau gugup pasti lupa.

Waktu itu saya cuma kasi satu masukan aja, yaitu "the law must include threats that are new to the 21st century, which is the Internet", karena banyak perekrutan oleh kelompok teroris yang dilakukan via Twitter misalnya.


Catatan di notebook untuk interview. Stay calm :D
  1. INTERVIEW

Yang terakhir dan yang paling bikin deg-degan, wawancara! Kamu akan dihadapkan dengan 3 orang pewawancara yang terdiri dari 2 dosen dan 1 psikolog. Kuncinya cuma 2, yaitu jujur dan persiapan, dengan begitu kegugupanmu akan berkurang. Ketiga pewawancara saya full menggunakan Bahasa Inggris, tapi beberapa teman lain ada yang wawancara menggunakan bahasa setengah-setengah hehe.

Seminggu sebelum saya tes, saya tulis di notebook beberapa pertanyaan yang mungkin ditanyakan. Beberapa di antaranya meliputi:

  • Introduce yourself. Jangan sebatas "My name is Dewanti, I am 23 years old and I am a journalist", tapi buat pewawancara tertarik sama ceritamu. Ceritakan kenapa kamu ada di hadapan mereka, dan ceritakan cita-citamu.
  • Why did you choose this university and this field of study? Untuk menjawab pertanyaan ini, kamu harus betul-betul mengerti universitas dan jurusan yang kamu pilih seperti yang saya katakan di post sebelumnya.
  • Why Netherlands? Why not Indonesia? Karena saya mau mempelajari pembangunan kota, jawaban saya adalah karena Belanda merupakan contoh pembangunan dan manajemen kota yang baik. Lebih dari itu, belajar di lingkungan internasional dapat memberikan saya kesempatan untuk belajar dari keberhasilan dan kegagalan pembangunan kota negara lain.
  • Why isn't the masters study you chose linear to your bachelors study? Ini pertanyaan yang sudah saya antisipasi, karena S1 saya adalah Ilmu Hubungan Internasional sedangkan studi magister saya saya incar adalah pembangunan kota. Bagi saya, ilmu HI yang sudah saya pelajari sangat relevan dengan studi pembangunan kota, apalagi di era globalisasi.
  • What will you do after you graduate?

Dan semua pertanyaan di atas keluar, jadi saya udah tau mau jawab apa.

Tapi ada beberapa pertanyaan di luar dugaan. Misalnya, pada waktu itu saya menyatakan bahwa saya ingin menjadi praktisi di bidang pembangunan kota. Lalu salah satu pewawancara (yang ternyata urban planner dan Betawi asli!!) tanya, "So when you find a problem in Jakarta like traffic or flooding, what do you do?"


Jadi jangan terlalu terpatok sama catatanmu ya. Lebih baik tulis aja poin-poin yang akan menjadi jawabanmu dan kembangkan sendiri dari situ.


Bonus: LPDP Do's and Don'ts!


Do's

1. Be prepared
Yang paling utama dan paling mendasar adalah persiapan, dan persiapan memang membutuhkan kurang lebih satu tahun bagi saya. Persiapan yang diperlukan banyak banget, dari belajar untuk tes IELTS, mencari surat rekomendasi LPDP dari dosen dan praktisi yang relevan, mencari jurusan dan kampus yang kamu minati, menyusun rencana studi dan essay untuk pendaftaran, sampai dengan medical check-up. Dari sejak persiapan sudah membutuhkan komitmen yang cukup besar, jadi kamu harus pintar-pintar mengatur waktumu, apalagi kalau kamu sambil bekerja kayak saya.

2. Be honest
Kamu harus jujur mengenai kualifikasi dan pengalamanmu di biodata, dan kamu harus jujur untuk semua dokumen dan sertifikat yang kamu sertakan pada saat pendaftaran. Ngga cuma itu, kamu juga harus jujur pada saat wawancara.

3. Be certain
Kemantapan juga menjadi penentu, apakah itu kemantapan dalam jurusan atau universitas yang kamu pilih. Untuk saya sendiri butuh setidaknya 6 bulan riset intensif via internet dan tanya-tanya ke temen-temen yang udah kuliah untuk akhirnya mantep dengan pilihan jurusan dan kampus. Ditambah dengan 6 bulan untuk memperdalam jurusan dan kampus serta topik-topik yang akan dipelajari.


Don'ts

1. Half-ass your preparation
Seperti yang sudah saya bilang, dari sejak pendaftaran, LPDP membutuhkan persiapan yang matang dan komitmen yang besar.

2. Asal pilih sekolah
Jangan karena pengen S2 atau pengen jalan-jalan di luar negeri jadi asal pilih kampus dan jurusan, padahal kamu ngga terlalu minat. Kamu akan bingung sendiri menjawab pertanyaan pewawancara. Kalaupun diterima, nantinya akan merepotkan dirimu sendiri.

3. Exaggerate your qualifications
Akan lebih memuaskan kalau kamu mendapatkan beasiswa on your own merits. :)




Untuk yang akan segera melakukan tes substansi, jangan deg-degan dan semoga lancar! Dan untuk yang baru mau daftar, persipakan dengan baik, ya!


Terima kasih sudah menyimak, semoga bermanfaat!


-Dewanti

Share:

0 comments