In Sexual Harassment, Silence is Never Golden




 
India and its vibrant colors. (Agra Fort, 2016)


Kejadiannya sudah 6 bulan yang lalu saat pelecehan seksual itu saya alami, namun masih membekas diingatan ini bagaimana laki-laki itu mengambil kesempatan saat saya sedang tertidur pulas di kamar hostel saya di India. Tidak, saya tidak mabuk. Baju tidur yang saya pakai pun celana panjang dan kaos kebesaran. Tapi nyatanya, saya menemukan laki-laki itu mengangkat tangannya dari kaki saya dan pergi begitu saja setelah akhirnya saya terbangun.

Jam 3 pagi saat itu dan sulit untuk saya mencerna apa yang baru saja terjadi. Saya menangis dan gemetar memikirkan apa yang akan terjadi jika tadi saya tidak bangun. Pagi harinya saya menceritakan kejadian itu ke dua teman yang kebetulan menjadi teman perjalanan saya. Kebetulan hari itu hari terakhir kami ada di Jaipur, sebelum keluar saya memutuskan untuk melaporkan hal tersebut ke staff hostel, saya ingin memastikan apakah ia melihat siapa laki-laki yang semalam masuk ke kamar. Sayang, petugas itu juga tidak melihat karena ia pun sudah tidur. Karena masih sedikit shock dan tidak tau apa lagi yang harus dilakukan, saya akhirnya memutuskan untuk melupakan kejadian semalam.

Namun tidak dengan teman saya, ia memaksa staff hostel untuk melapor ke atasannya dan menanyai tamu lain satu per satu supaya saya bisa menemukan laki-laki itu. Ia tegas mengatakan kejadian ini tidak seharusnya terjadi dan harus diselesaikan. Tanpa ingin membuat usahanya sia-sia, saya meminta teman saya untuk berhenti. Saya hanya ingin keluar dari tempat itu secepat mungkin dan melupakan apa yang terjadi semalam. Saya tidak mau masalah ini menjadi semakin panjang.

Teman saya kecewa, dia ingin saya tetap berjuang. Saya pun sadar, seharusnya saya tetap berjuang.

Sejak kembali ke Indonesia beberapa hari setelahnya, tidak satu haripun saya berhenti menyesal mengapa saat itu saya lebih memilih diam dan melupakan kejadian tersebut. Seharusnya saya memaksa staff hostel untuk membantu saya mencari laki-laki itu dan melakukan perlawanan. Seharusnya saya segera melapor ke pemilik hostel agar ia dapat memastikan hal yang saya alami tidak akan dialami orang lain. Saya menyesal mengapa saya lebih memilih pergi seakan kejadian itu wajar saja terjadi.

Untuk teman-teman semua terutama perempuan yang senang bepergian, pesan saya supaya lebih berhati-hati lagi dalam memilih penginapan. Apalagi jika kalian solo traveller dan memilih tinggal di hostel untuk menghemat budget. Pastikan hostel kalian punya review yang baik dan tingkat keamanan yang tinggi. Jangan mementingkan harga murah namun tidak peduli dengan keamanan dan kenyamanan. Saya menganggap apa yang terjadi kemarin adalah kesialan, ya, shit happened. Tapi kejadian itu akan saya jadikan pembelajaran agar lebih waspada dan tidak lengah.

Setelah apa yang saya alami saat itu, saya semakin menyadari bahwa pelecehan seksual bisa terjadi kapanpun, di manapun, dan kepada siapapun. Perempuan tidak akan pernah merasa aman selama laki-laki masih menganggap pelecehan seksual itu sah-sah saja karena perempuan akan diam saja. Perempuan masih harus sibuk memilih baju yang ‘pantas’ supaya tidak mendapat siulan saat berdiri di pinggir jalan. Perempuan masih akan tetap menjadi korban selama laki-laki masih menganggap pelecehan seksual pantas dilakukan karena perempuan yang mengundang.

Untuk semua perempuan yang pernah mengalami pelecehan seksual, jangan pernah lagi kalian diam. Melawanlah. Kita tidak akan langsung mendapat respon positif saat kita melawan. Mereka mungkin akan tertawa, atau justru makin gencar menggoda. Kita akan disebut melebih-lebihkan atau justru kita yang disalahkan. Namun jangan pernah diam, jangan. Jangan pernah diam saat dilecehkan sampai hal itu menjadi kebiasaan. Jangan pernah diam saat dilecehkan sampai akhirnya mereka yang akan diam.

Untuk semua perempuan, keep in mind that this is our battle. Kita bukan dan tidak boleh menjadi objek kesenangan para lelaki. Tubuh ini milik kita sendiri dan bukan untuk dinikmati. So why choose golden when your voice could be a diamond?

- Christie

Share:

0 comments